Rabu, 22 Februari 2012

Tema: "Jika Aku Menjadi Gubernur Bank Indonesia"


JIKA AKU GUBERNUR BI
LANGKAH KAKI KANANKU SURGA & LANGKAH KAKI KIRIKU NERAKA


                   

      Ketika aku bermimpi dan berangan-angan menjadi seorang Gubernur BI, terlintas di dalam benakku renungan sebuah ilustrasi posisi kepemimpinan yang memiliki otoritas tinggi serta makna yang luar biasa untuk bisa aku terjemahkan dalam tatanan kehidupan ini. Sebuah kedudukan dan jabatan yang tidak semua orang bisa dapatkan dan laksanakan dengan hanya angan-angan dan hisapan jempol belaka, dibutuhkan adanya perjuangan dan pengorbanan yang besar dalam pencapaiannya. Gambaran sebuah pelaksanaan tanggung jawab dalam mengemban amanat yang mutlak dituntut adanya Integritas, Produktifitas, Cerdas, Berkualitas serta Loyalitas yang tinggi dalam pribadi seorang Gubernur BI. Dirangsang pula dengan tingkat kepercayaan yang tinggi oleh publik yang di kemas dalam wadah Kredibilitas sebagai seorang Gubernur BI yang datang dari 239.870.940 jiwa penduduk di Indonesia. Ibarat sebuah kapal pesiar mewah yang berlayar mengaruhi samudra. Gubernur BI adalah sosok Nahkoda yang memegang kendali kebijakan moneter yang membawa berlayar berjuta-juta aspirasi sosial ekonomi insan pribumi untuk bisa kemudian di bawa berlayar dengan aman lancar terkendali sehingga sampai pada dermaga Stabilitas Ekonomi yang diharapkan mampu menciptakan sektor-sektor riil yang mampu mengangkat drajat martabat kehidupan rakyat jelita maupun jelata, sehingga mengantarkan kepada keselarasan tujuan bersama yakni welfare state (kesejahteraan) seluruh lapisan dan elemen Bangsa Indonesia. 

       Sejalan dengan mimpi besar dan angan-anganku untuk menjadi seorang Gubernur BI, barangkali banyak orang yang berpikiran sama dan sependapat dengan asumsiku bahwa berandai-andai dan bermimpi menjadi seorang Gubernur BI bukanlah sebuah mimpi siang bolong dengan harapan kosong. melainkan sebuah mimpi dan cita-cita besar yang mampu menciptakan perubahan sosial ekonomi suatu peradaban. Sebuah jabatan dan kepercayaan yang tidak hanya berorientasi untuk produktifitas, profitifitas dan kesuksesan pribadi maupun kelompok melainkan untuk keselamatan, kesejahteraan dan kelangsungan kehidupan Negara ini. Wajar jika aku mempunyai presepsi bahwa kelak ketika aku menjadi seorang Gubernur BI maka berarti menjadikan langkah kaki kananku menuju surga dan menjadikan langkah kaki kiriku menuju neraka. Artinya aku harus siap untuk menjadikan langkah-langkah kakiku ini benar-benar menjadi langkah-langkah kebijakan dalam kebajikan memperjuangkan aspirasi bangsa ini dan menjadikan pilihan rakyat sebagai langkahan kaki kanan untuk kemaslahatan kemajuan serta kesejahteraan mengentas problematika rakyat dan bukan untuk melangkahkan kaki kiri untuk kejahatan, kesesatan dan kesengsaraan rakyat yang dapat memberikan imbas bias serta dampak yang buruk bagi kelangsungan hidup Bangsa ini. 

       Sehingga pada saatnya nanti aku berharap bisa menjelma sebagai salah satu agent of change (tokoh perubahan) yang membawa perubahan signifikan terhadap prekonomian Bangsa ini. Mampu melaksanakan kewajiban-kewajiban dan tugas-tugas dengan penuh tanggung jawab sebagai seorang Gubernur BI agar dapat melaksanakan implementasi dari ketetapan yang tertera dalam UU. RI No. 23 Tahun 1999/ UU. RI No. 3 Tahun 2004 mengenai landasan bagi independensi Bank Indonesia dalam mencapai target memelihara kesetabilan nilai rupiah, baik kesetabilan rupiah terhadap barang dan jasa yang dapat diukur dengan cerminan laju perkembangan tingkat inflasi. Tercatat pada ahir Januari kemarin masih mencapai 3,56%. Juga kesetabilan nilai rupiah terhadap mata uang negara lain yang dapat diukur dengan perkembangan nilai kurs nilai tukar Rupiah terhadapa mata uang asing. Data terahir mencapai Rp. 9.090/ 1$ USD Adalah merupakan fakta dan data yang dinilai belum mencapai target harapan bangsa untuk mencapai kesejahteraan. Tak luput juga menyertai tujuan serta peran sentral Bank Indonesia dalam menyongsong menjaga kesetabilan nilai rupiah terdapat pilar-pilar yang mendukung terwujudnya diantaranya adalah menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran serta mengatur dan mengawasi Perbankan di Indonesia yang ada dan berada di bawah naungan Bank Indonesia. 

       Menyikapi hal-hal yang nampaknya dianggap masyarakat sebagai suatu hal yang anomali serta ironi dengan kondisi Bangsa sebesar dan sekaya Indonesia tersebut penulis yang memposisikan diri sebagai seorang Gubernur BI kelak menuliskan beberapa gagasan serta sumbangsi ide-ide menyikapi tantangan beserta segala problematikanya. Jika aku Gubernur BI esok maka ada beberapa hal dan langkah yang akan aku tempuh guna mewujudkan impian seluruh komponen bangsa ini dalam mewujudkan stabilitas ekonomi, tentunya sesuai dengan landasan intuisi dan presepsi penulis tentang langkah kaki kanan (untuk kesejahteraan bangsa): 
  1. Jika aku Gubernur BI maka aku akan Menambah likuiditas secara besar-besaran sesuai kebutuhan  perbankan nasional atau bank-bank umum, guna mencegah adanya gangguan lalu lintas kredit ke sektor riil prekonomian, dengan mengukur SBI (Sertifikat Bank Indonesia) pada tingkat prosentase yang ideal. Artinya aku sebagai Gubernur BI pemegang otoritas mutlak akan lebih menyikapi dan kritis terhadap kelancaran pendanaan likuiditas kepada bank-bank umum. Sehingga diharapkan sirkulasi dana bank umum lancar maka pendaan permodalaan ekonomi rakyat juga baik. Sehingga mampu menjembatani ekonomi pihak surplus (si kaya) dan devisit (si miskin). 
  2. Jika aku Gubernur BI maka aku akan mewujudkan misi Bank Indonesia yang lama tertunda, yakni tercapai dan terpelihranya kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan nasional jangka panjang yang berkesinambungan. Dengan cara memaksimalkan kinerja lembaga keuangan serta memperbaiki sinergitas hubungan kerja dengan pemerintah. Sehingga diharapkan Negara ini tidak cuma menjadi Negara berkembang namun juga menjadi Negara maju baik dalam teknologi, informasi, birokrasi, sumber daya insani, agrari serta bahari.
  3. Jka aku Gubernur BI maka aku akan menjadikan Bank Indonesia sebagai lembaga bank sentral yang dapat dipercaya (kredibel) secara nasional baik dari masyarakatnya maupun tingkat internasional lingkup negara-negara. melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil. Dengan jalan membuka sistem investasi yang menjanjikan dengan satuan mata uang Rupiah sebagai tolak ukur. Sehingga ke depan rupiah menguat dan mampu menjadi nilai tukar Dolar terhadap Rupiah. 
  4. Jika aku Gubernur BI maka aku akan menguatkan pilar-pilar berupa nilai-nilai strategis sesuai yang tercantum dalam Bank Indonesia: Kompetensi, Integritas, Transparansi, Akuntabilitas, Kebersamaan. 
  • Kompetensi Mengajak bersama-sama dengan pihak-pihak yang terkait dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat seperti pemerintah dan lembaga keuangan lainnya agar bersama-sama saling berlomba memberikan pelayanan dan kenyamanan untuk masyarakat. 
  • Integritas Menamkan dalam-dalam kejujuran kepada seluruh instansi lembaga keuangan yang berada di bawah naungan Bank Indonesia. Sehingga respon respek serta tingkat kepercayaan masyrakat tinggi untuk dijadikan lembaga kepercayaan masyarakat. 
  • Transparansi Selalu menekankan adanya sikap keterbukaan dalam setiap hal sebagai salah satu bentuk pertanggung jawaban kepada masyarakat, agar masyarakat bisa menilai sejauh mana kerja keras dari pada peran sebuah lembaga. 
  • Akuntabilitas Melakukan peninjauan-peninjauan terhadap proyeksi dan estimasi terhadap dana yang terhimpun serta memperhitungkannya kembali untuk bisa dijadikan sebagai suatu kebijakan yang tepat. 
  • Kebersamaan Menghimbau dan mengajak kepada seluruh komponen bangsa baik yang datang dari lembaga keuangan, pemerintahan, perusahaan, perdagangan dan masyarakat pada umumnya agar selalu senantiasa menjunjung tinggi kebersamaan untuk menciptakan dan menjaga kestabilan ekonomi Negara Kesatuan Republik Indonesia. 
     Kiranya demikian sedikit ungkapan dan keinginan hati yang bisa penulis sampaikan melalui coretan pada artikel ini, dan “we can dream it we can do it” untuk kita semua!. jangan takut bermimpi dan berangan-angan karena siapa tahu akan terwujud di kemudian hari asalkan kita mau mewujudkannya dan terus berusaha. Selama lambang Indonesia masih tetap burung Garuda maka maka harapan mewujudkan cita-cita untuk Bangsa masih akan selalu terbuka dan ada untuk putra-putri Indonesia.